Kesalahan Umum Programmer PHP Pemula

Kesalahan Umum Programmer PHP Pemula
Kesalahan Umum Programmer PHP Pemula

PHP masih menjadi salah satu bahasa pemrograman yang populer untuk membangun aplikasi web. Banyak programmer pemula memilih PHP karena sintaksnya mudah dipahami dan dokumentasinya melimpah. Tapi seperti belajar hal baru pada umumnya, kesalahan tetap tak terhindarkan. Artikel ini membahas beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh programmer PHP pemula, agar kamu bisa menghindarinya sejak dini.

1. Tidak Mengaktifkan Error Reporting

Salah satu kebiasaan buruk yang sering terjadi adalah membiarkan error tersembunyi. PHP memiliki fitur error reporting yang sangat membantu dalam proses debugging. Tanpa mengaktifkannya, kamu bisa melewatkan error kecil yang bisa berdampak besar.
Solusi:
Tambahkan kode berikut di bagian atas file selama tahap pengembangan:

error_reporting(E_ALL);
ini_set('display_errors', 1);

Dengan ini, semua error akan muncul dan bisa segera diperbaiki.

2. Mengabaikan Validasi Input

Banyak pemula langsung menggunakan input dari user tanpa melakukan validasi atau sanitasi. Ini sangat berbahaya dan membuka celah keamanan seperti SQL Injection atau XSS.
Solusi:
Selalu gunakan fungsi seperti filter_input() atau Laravel Request Validation jika menggunakan framework. Selain itu, gunakan prepared statements saat berurusan dengan database.

3. Tidak Menggunakan Versi PHP Terbaru

Seringkali, pemula menggunakan versi PHP lama karena alasan kenyamanan atau keterbatasan hosting. Padahal, versi baru membawa banyak fitur, peningkatan performa, dan perbaikan keamanan.
Solusi:
Gunakan PHP versi terbaru yang didukung framework atau library yang kamu gunakan. Jika menggunakan Laravel, cek versi minimum PHP yang dibutuhkan dari dokumentasinya.

4. Kurang Memahami Konsep Scope Variabel

Kesalahan umum lainnya adalah kebingungan antara variabel global dan lokal. Banyak yang mencoba mengakses variabel di luar fungsinya tanpa global atau parameter yang jelas.
Solusi:
Pahami dasar scope dalam PHP: global, local, dan static. Gunakan parameter fungsi untuk mengoper data, bukan mengandalkan variabel global.

5. Tidak Menggunakan Version Control (Git)

Mengembangkan aplikasi tanpa version control bisa membuat proses debugging, kolaborasi, dan rollback menjadi sangat sulit.

Solusi:
Pelajari Git dan mulai gunakan GitHub atau GitLab sejak awal. Simpan setiap perubahan penting, dan biasakan membuat commit yang terstruktur.

6. Menuliskan Kode Tanpa Struktur

Tanpa struktur yang jelas, kode menjadi sulit dibaca dan dipelihara. Biasanya, pemula menuliskan semua logika dalam satu file PHP, bercampur antara HTML dan PHP tanpa pemisahan.

Solusi:
Pelajari prinsip MVC (Model-View-Controller) dan gunakan framework seperti Laravel atau CodeIgniter untuk membantumu menulis kode yang lebih rapi dan terstruktur.

7. Mengabaikan Dokumentasi dan Komentar

Kode yang tidak diberi komentar atau dokumentasi sering membingungkan, bahkan untuk si pembuatnya sendiri beberapa minggu kemudian.

Solusi:
Berikan komentar seperlunya di bagian yang kompleks. Gunakan PHPDoc untuk mendokumentasikan fungsi dan parameter.

Penutup

Kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Tapi mengenali kesalahan umum sejak awal bisa mempercepat proses pembelajaran dan menghindarkan kamu dari bug yang merepotkan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *